Cegah Stunting dan Retardasi Mental Bayi dengan Skrining Hipotiroid Kongenital

Kesehatan & Olahraga

Cegah Stunting dan Retardasi Mental Bayi dengan Skrining Hipotiroid Kongenital

23 Oktober 2024

Admin

109

Pada Tahun 2023, Data SSGI menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan menjadi 21.6%, tetapi masih jauh dari target. Anak yang mengalami retardasi mental juga cukup tinggi, Diperkirakan 1-3% jumlah penduduk Indonesia mengalami retardasi mental atau sekitar 6,6 juta jiwa.

Atas dasar itu, Kementerian kesehatan Indonesia telah mengambil langkah besar dalam upaya mencegah retardasi mental dan stunting melalui program Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) yang wajib dilakukan di seluruh Indonesia.

Penyakit Hipotiroid Kongenital sendiri merupakan kondisi dimana fungsi kelenjar tiroid pada bayi menurun atau berkurang dan bukan merupakan penyakit bawaan. Secara umum bayi tidak menunjukkan adanya gejala Penyakit Hipotiroid Kongenital namun demikian, bayi yang baru lahir perlu untuk mengikuti Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).

Dampak penyakit Hipotiroid Kongenital dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat permanen. Dan perlu digaris bawahi, jika bayi sudah menunjukkan gejala seperti dibawah ini, maka pemeriksaan sudah terlambat :

  • Tubuh Cebol
  • Lidah Besar
  • Bibir Tebal
  • Hidung Pesek
  • Pusar Menonjol
  • Kesulitan Bicara
  • Keterbelakangan Mental

Penting bagi kita semua untuk bisa segera melakukan Skrining Hipotiroid Kongenital sedini mungkin terutama pada 48 sampai 72 jam pertama kehidupan.

Skrining ini dapat dilakukan di fasilitas kesehatan pemberi layanan Kesehatan Ibu dan Anak terdekat atau fasilitas kesehatan milik pemerintah untuk bisa mendapatkan pemeriksaan secara gratis.